Jumat, 28 Oktober 2011

Di mana Posisi Kamu ??? Seperti monyet A, B, C, D atau E ....... ????

Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh para profesor di USA, ada 2 ekor monyet yang dimasukkan ke dalam satu ruangan kosong secara bersama-sama.
Kita sebut saja monyet tersebut Monyet A dan B. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah tiang, dan diatas tiang tersebut nampak beberapa pisang yang sudah matang. Apa yang akan dilakukan oleh 2 monyet tersebut menurut saudara?
Setelah membiasakan diri dengan keadaan lingkungan di dalam ruangan tersebut, mereka mulai mencoba meraih pisang-pisang tersebut.
Monyet A yang mula-mula mencoba mendaki tiang. Begitu monyet A berada di tengah tiang, sang profesor menyemprotkan air kepadanya, sehingga terpleset dan jatuh. Monyet A mencoba lagi, dan disemprot, jatuh lagi, demikian berkali-kali sampai akhirnya monyet A menyerah.

Giliran berikutnya monyet B yang mencoba, mengalami kejadian serupa, dan akhirnya menyerah pula. Berikutnya ke dalam ruangan dimasukkan monyet C. Yang menarik adalah,para profesor tidak akan lagi menyemprot para monyet jika mereka naik.Begitu si monyet C mulai menyentuh tiang, dia langsung ditarik oleh monyet A dan B.
Mereka berusaha mencegah, agar monyet C tidak mengalami`kesialan’ seperti mereka. Karena dicegah terus dan diberi nasehat tentang bahayanya bila mencoba memanjat keatas, monyet C akhirnya takut juga dan tidak pernah memanjat lagi.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh para profesor adalahmengeluarkan monyet A dan B, serta memasukkan monyet D dan E. Sama seperti monyet-monyet sebelumnya, monyet D dan E juga tertarik dengan pisang diatas tiang dan mencoba memanjatnya. Monyet C secara spontan langsung mencegah keduanya agar tidak naik.
“Hai, mengapa kami tidak boleh naik ?” protes keduanya”.
Ada teman-teman yang memberitahu saya,bahwa naik ke atas itu berbahaya. Saya juga tidak tahu, ada apa di atas,tapi lebih baik cari aman saja, jangan keatas deh” jelas monyet C.
Monyet D percaya dan tidak berani naik, tapi tidak demikian dengan monyet E yang memang bandel.
“Saya ingin tahu, bahaya seperti apa sih,yang ada di atas ….. Dan kalau ada bahaya, masak iya saya tidak bisa menghindarinya ?” tegas monyet E.
Walaupun sudah dicegah oleh monyet Cdan D, monyet E nekad naik …….
Dan karena memang sudah tidak disemprot lagi, monyet E bisa meraih pisang yang dinginkannya…..
Manakah diantara karakter diatas yang menggambarkan tingkah laku anda saat ini?
Dari ilustrasi tersebut diatas dapat dikatakan bahwa Karakter A dan B adalah orang yang pernah melakukan sesuatu, dan gagal. Karena itu mereka kapok, tidak akan mengulanginya lagi, dan berusaha mengajarkan ke oranglain tentang kegagalan tersebut. Mereka tidak ingin orang lain juga gagal seperti mereka.
Karakter C dan D, adalah orang yang menerima petunjuk dari orang lain, hal-hal apa yang tidak boleh dilakukan, dan mereka mematuhinya tanpa berani mencobanya sendiri.
Karakter E adalah type orang yang tidak mudah percaya dengan sesuatu, sebelum mereka mencobanya sendiri. Mereka juga berani menentang arus dan menanggung resiko asalkan bisa mencapai keinginan mereka.
Pisang dalam cerita diatas menggambarkan impian kita.
Setiap orang dalam hidup ini mempunyai impian yang tinggi tentang masa depannya. Namun sayangnya, banyak sekalihal-hal yang terjadi di sekitar kita, yang menyebabkan impian kita terkubur.
Orang-orang dengan karakter A,B,C,D akan mengatakan kepada kita hal-hal seperti ini”,Sudahlah, jangan melakukan pekerjaan yang sia-sia seperti itu. Percuma. Saya dulu sudah pernah melakukannya berkali-kali dan gagal.
Sebagai seorang teman yang baik, saya tidak mau kamu gagal seperti saya” atau mungkin kalimat “Kamu mau gagal kayak si X… lebih baik lakukan sesuatu yang pasti-pasti saja deh”.
Bukankah hal-hal seperti itu yang sering kita dengar sehari-hari?

Senin, 24 Oktober 2011

Siapa yang paling mengasihi saudara ???


Siapakah orang yang paling mengasihi saudara di dalam hidup ini ? Mungkin ada yang mengatakan orang tua, atau pacar, atau bagi yang sudah menikah mungkin mengatakan suami atau istri. Ya, kita boleh membayangkan mereka jika kita berpikir tentang kasih. Tetapi sesungguhnya di atas mereka itu, yang paling mengasihi kita adalah Tuhan. Sebab kasih Tuhan jauh melampaui kasih yang dapat kita dapatkan dari siapapun di dunia. Kasih yang kita dapatkan dari orang-orang yang mengasihi kita adalah hanyalah sebagian kecil dari kasih   Tuhan kepada kita.
Apa tanda atau bukti dari kasih ? Orang yang mengasihi, biasanya mau ‘berbagi’ dengan orang yang dikasihi, memberi yang terbaik kepadanya, bahkan rela berkorban bagi orang yang dikasihi. Mother Teresa pernah berkata, “Love… and love until it hurts.”  Dalam hal inilah kita melihat kesempurnaan kasih Allah. Allah menciptakan kita menurut gambaran-Nya, ahkan ketika manusia telah jatuh kedalam dosapun, Allah masih tetap mengasihi manusia, dengan mengutus Putra TunggalNya untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Saudara-saudara, bisa memberi banyak contoh bagaimana Alah sangat mengasihi kita. Pertanyaannya.......Apakah kita juga mengasihi Allah, dan apa bukti dari kasih kita kepada Allah  ????

Minggu, 16 Oktober 2011

Rintihan Seorang Anak.........

Dosakah aku meminta 1 menit waktumu, ayah.......ibu.......?
Begitu rapuhnya lelaki itu, gambaran keperkasaannya hilang. Berulangkali ia menyesali apa yang telah menimpa putrinya tercinta. Sia-sia semua yang telah ia rintis....matanya tertuju pada selembar kertas yang di tulis buah hatinya sebelum maut menjemputnya.
Untuk orang tuaku tercinta......
Mungkin ketika kalian menemukan tulisan ini semuanya sudah terlambat.
Ayah........terima kasih telah mengangkat kami dari kubangan lumpur, ke istana yang hanya ada dalam dongeng dimasa kecil. Hasil jerihpayahmu telah mengubah sepeda buntut yang biasa aku pakai ke sekolah menjadi mobil mewah yang tak pernah terbayang oleh kebanyakan orang.
Tapi....bukan itu yang kami minta. Dosakah aku bila meminta waktumu 1 menit saja untuk mendengarkan betapa sukarnya aku melalui semuanya ini. 1 menit bukan waktu yang lama, engkau masih memiliki 23 jam 59 menit setelah dikurangi 1 menit yang aku minta.
Ayah tamparanmu waktu aku memakai benda haram itu “ terasa sejuk di hatiku” berarti kau masih sayang  padaku,  tapi kebanggaanku hilang, kala kau kembali sibuk dengan semua bisnismu, yang membuatku semakin terpuruk  dikuasai oleh barang haram itu.
Tahukah engkau...dalam ketidaksadaranku memakai barang haram itu aku menemukan masa kecilku yang indah bersamamu. Masih ingatkah engkau  siang itu engkau menjahit sepatuku yang sudah tidak bisa dipakai ke sekolah, seakan aku menemukan sosok pria idaman yang bisa melindungiku.
Masih ingatkah ayah ketika aku menangis memintmu mengajakku ke kebun binatang, karna tidak ada uang, kau mengikat kain diantara 2 buah pohon dan mengayunnya sampai aku tertidur......damai sekali rasanya...
Apakah kau masih ingat ketika kita bangun pagi dan menjemput ibu di pasar, untuk membantu membawa dagangannya pulang ke rumah .....? Aku seakan melihat sosok pria perkasa didekatku.
Aku teramat bangga memiliki engkau sebagai ayahku.....
Tapi mengapa semua itu menghilang sering membaiknya ekonomi keluarga kita  ? Kau jadi jarang di rumah, kadang aku lupa apakah aku masih memiliki seorang ayah ?
Ayah aku rindu saat-saat itu, ketika kau pasangkan pita mereh di rambutku....menjadikanku putri tercantik di sekolah.....
Ayah aku teramat kehilangan engkau........sangat........kehilangan...........................................
Ibu.......
Betapa cantiknya engkau, sehingga debupun enggan singgah disana.
Ibu, jiwa sosialmu membuat  orang berharap engkau sebagai ibunya. Tuturmu membuat semua orang terpana dan berharap banyak dari nasehat-nasehatmu.
Tapi kau lupa ibu......bahwa aku disini.......yang seharusnya lebih engkau perhatikan daripada mereka. Aku butuh engkau mengahadpi perubahan diriku sebagai wanita.
Kenapa kau tidak ada disaat aku butuh itu.
Tahukah engkau betapa paniknya aku ketika darah pertama membasahi rok sekolahku.....
Aku perlu engkau sekedar menenangkan gelisahku......
Aku perlu bermenit-menit waktu untuk mengetahui bagaimana caranya memasang pembalut. Aku lewatkan masa-masa itu sendiri.....ya seorang diri.....
Aku juga manusia bu....., seperti orang-orang yang kau bantu di luar sana......Engkau begitu risau ketika tanaman koleksimu lupa di siram oleh mbo ijah,.....adakah engkau risau ketka 1 minggu aku tak disisimu.....?
Ibu.....aku juga manusia....aku anakmu, apakah tanaman dan kegiatan sosialmu lebih berharga ketimbang 1 menit saja engkau bersamaku ?
Dalam kepulan asap benda laknat ini, aku meneukan kedamaian, dalam suntukan jarum terkutuk ini aku menemukan diri kalian dalam bentuk yang lain, bentuk yang telah lama hilang yang sangat aku dambakan.
Ayah......aku rindu saat aku berada di punggungmu yang kuat.....
Ibu........aku rindu saat kau membuat ikatan di rambut hitamku......
Aku rindu kaliah......
Dosakah aku meminta 1 menit saja dari waktu kalian ???

Kamis, 13 Oktober 2011

Refleksi Kecil

Uang 2000-an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak persembahan gereja, tetapi begitu kecil bila di bawa berbelanja di Toko. Waktu 45 menit, terasa begitu lama untuk mendengar sebuah khotbah, tetapi sangat pendek jika dipakai untuk bergosip. Membaca Alkitab beberapa ayat sehari sangat terasa berat, tetapi menyelesaikan bacaan Novel Best-Seller sebanyak 500 halaman dapat kita lahap dalam sehari. Orang-orang pada berebutan untuk duduk paling depan pada saat nonton konser musik atau nonton bola kaki, tetapi di gereja orang-orang berebutan untuk duduk di kursi paling belakang, biar cepat keluar. Kita dengan senang hati mengirimkan ratusan sms lucu kepada teman atau sahabat, tetapi kita berpikir 2x untuk mengirimkan sms yang berkaitan dengan ibadah.
Ini realita yang telah terjadi, bagaimana dengan kita ......?

Rabu, 12 Oktober 2011

Bagaimana Menjadi Manusia Super ???? (Renungan Malam)

Orang  yang bisa menaklukkan orang lain adalah manusia kuat”.
  “Tetapi, orang yang bisa menaklukkan dirinya sendiri adalah manusia    super.” (Lao Tze)
Bagaimana menjadi manusia super ???
·       Malam hari sambil berbaring tidur, ambil waktu 1 – 2 menit.
·          Berefleksilah tentang kegiatan hari ini secara cepat.
·          Bertanyalah pada diri sendiri: “Apakah masih ada emosi negatif yang tersimpan       dalam    diri kita saat ini ?”
·          Lalu, tarik nafas yang dalam dan tahan nafas selama yang bisa Anda lakukan.
·          Bayangkan kejadian yang menimbulkan emosi negatif tersebut.
·          Buang dan lepaskan dengan menghembuskan nafas sepanjang mungkin.
·          Lanjutkan dengan bernafas perlahan saja, dan makin perlahan, sampai seluruh badan menjadi rileks
·          Diam sejenak dan ambil keputusan untuk berubah, misalnya: “Besok mau senyum aja aaah…”
·         Duduklah, dan berdoalah, mohon pengampunan akan kesalahan hari ini dan mintalah Tuhan agar mengubah dirimu menjadi lebih baik di hari esok.
               ·         Dan tidurlah dengan senyum… zzz…zzz…
Selamat Mencoba.......GBU

Senin, 10 Oktober 2011

Mau Belajar ??? Bagaimana Seorang Ayah Yang Takut Tuhan Mendidik Anak ?


Bacaan :
Efesus 6:4 :
“Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan”.

Cara orangtua mendidik anak sangat menentukan perkembangan anak. Jika mereka gagal mendidik anak dengan tepat, maka anak-anaknya nantinya akan berpotensi menjadi anak yang sulit untuk dipegang, dan lebih buruk lagi, dia akan menjadi calon penjahat dan perusak masyarakat. Karena itu, pendidikan anak merupakan satu hal yang perlu dipikirkan secara serius dan tidak boleh diabaikan. Kalau anak-anak di­didik dengan baik dan benar, mereka akan menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang bermoral, yang mempunyai cara hidup yang berkenan kepada Tuhan.
Pengajaran firman Tuhan kepada anak perlu dilakukan secara berulang-ulang dan dengan tidak bosan-bosannya karena ini akan memudahkan anak untuk mengerti apa yang kita ajarkan. Dalam kitab Ulangan 11:19 jelas dikatakan, “Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”
Ayah yang taat kepada perintah-perintah dalam Firman Tuhan akan melakukan hal ini. Kepentingan utama dari ayat ini adalah anak-anak didewasakan dalam “ajaran dan nasehat Tuhan” yang adalah merupakan tanggung jawab seorang ayah dalam rumah tangga. Dalam Amsal 22:6-11, khususnya ayat 6 yang berbunyi “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Mendidik mengindikasikan pendidikan mula-mula yang diberikan ayah dan ibu pada seorang anak, yaitu pendidikan awal. Pendidikan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan anak pada pola hidup yang direncanakan baginya. Memulai pendidikan anak dengan cara sedemikian adalah hal yang amat penting, sama seperti pohon bertumbuh mengikuti arah batangnya waktu baru ditanam.
Dalam mendidik anak, seharusnya orang tua tidak hanya banyak bicara, tetapi lebih banyak memberikan teladan kepada anak. Jadi, seandainya orang tua hendak mengajarkan firman Tuhan mereka harus terlebih dahulu menunjukkannya, memberikan contoh kepada anak. Hal ini tentunya akan lebih memudahkan orang tua dalam mengajarkan segala sesuatu kepada anak.
Pada dasarnya, sejak kecil anak sudah bisa mengerti atau tanggap terhadap teladan yang diberikan orang tua, misalnya ketika diajarkan berdoa. Namun, ketika anak sudah mulai lebih besar, ayah sebaiknya mengajarkan kesaksian hidup, hidup yang dipimpin Tuhan, hidup di dalam Tuhan, dan juga mengajarkan bagaimana melakukan Firman Tuhan di dalam kehidupan yang sebenarnya.
Dalam aspek pendidikan anak, Alkitab memberikan penekanan lebih serius kepada bapak-bapak. Ada 3 alasan yang mendasari penekanan ini,
Pertama, Alkitab mengatakan bahwa pendidikan anak adalah tugas penting yang tidak boleh diabaikan bapak. Seorang ayah tidak bisa meninggalkan tang­gung jawab pendidikan anak dan menyerahkan seluruh aspek pendidikan kepada ibu karena dia sendiri berperan sebagai wakil Allah dalam keluarga.  Rasul Paulus mengatakan, suami adalah kepala bagi isteri sama seperti Kristus adalah Kepala bagi jemaat.
Kedua, anak belajar mengenal Allah melalui figur ayah. Kalau seorang anak mempunyai konsep yang salah tentang ayahnya, maka konsepnya tentang Allah pun salah.
Ketiga, yang seringkali membuat anak marah dan sakit hati adalah ayah. Tentu saja tidak semua ayah berbuat demikian. Tetapi di dalam masyarakat, yang paling sering menganiaya anak adalah ayah. Karena itulah Alkitab mengatakan, “Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu.”
Kata “membangkitkan” berarti membuat jadi jengkel, membuat tidak berdaya, memanas-manasi, dan lain-lain. Hal ini dilakukan dengan cara yang salah, yaitu kuasa yang berlebihan, tidak masuk akal, kasar, tuntutan yang kejam, larangan yang tidak perlu. Provokasi semacam ini akan mengakibatkan reaksi yang tidak baik, menumpulkan perasaan, menghilangkan kemauannya untuk hal-hal yang suci, dan membuat dia merasa tidak mungkin bisa memuaskan orangtuanya. Orangtua yang bijaksana berusaha membuat ketaatan sebagai sesuatu yang didambakan dan diperoleh dengan cinta kasih dan kelemahlembutan. Orangtua tidak boleh menjadi penindas yang tidak berTuhan.
Martin Luther mengatakan, “Selain tongkat, siapkan apel untuk diberikan kepada anak pada saat dia berbuat yang baik.” Disiplin dalam pendidikan dan budaya umum harus dilaksanakan dengan hati-hati dan didikan yang terus menerus dengan banyak doa. Teguran, disiplin dan nasehat berdasarkan Firman Tuhan, menegur dan memuji ketika perlu adalah tanda dari “nasehat.” Pengajaran yang diberikan bersumber dari Tuhan, dipelajari dalam sekolah pengalamanan Kristiani, dan dilaksanakan oleh orangtua (ayah). Disiplin Kristen dibutuhkan untuk mencegah anak bertumbuh besar tanpa menghormati Tuhan, otoritas orangtua, pengetahuan akan standar keKristenan dan penguasaan diri.

Menghitung Berkat


Bacaan:

Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan keselamatan yang dari pada-Mu sepanjang hari, sebab aku tidak dapat menghitungnya. - Mazmur 71:15
Teman-teman...., pernahkah kita berpikir berapa lama waktu yang diperlukan untuk menghitung satu sampai satu triliun? Anggap saja tiap satuan diperlukan waktu satu detik, maka diperlukan waktu 1 triliun detik, atau sama dengan 16,67 milyar menit, atau sama dengan 277,78 juta jam, atau sama dengan 11,57 juta hari, atau sama dengan 31.709,79 tahun!
Bagaimana dengan berkat Tuhan yang kita terima? Sangat banyak, bahkan tak terhitung. Pertanyaannya, sudahkah kita menghitung setiap berkat tersebut? Meski Tuhan tidak pernah menuntut kita menghitung dan menyebutkan berkat yang kita terima satu per satu, seharusnya muncul kesadaran dalam diri kita untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Setiap berkat yang kita terima harusnya membuat kita semakin dekat dan intim dengan Tuhan, karena kita akan selalu mengucap syukur kepada-Nya.
Sayangnya yang terjadi tidak selalu seperti itu. Banyak orang Kristen tidak mengawali hari untuk bersekutu dengan Tuhan dan kembali mengakhiri hari tersebut dengan bersekutu dengan Tuhan, meski dalam sepanjang hari itu Tuhan sudah memberkati, menjagai, melindungi, dan melimpahkan anugerah-Nya kepada kita. Ironis, bukan? Lebih ironis lagi karena kita sering mengajari anak kita untuk selalu mengucapkan terima kasih atas setiap pemberian yang diterimanya, namun kita sendiri tidak pernah berterima kasih atas berkat-berkat-Nya.
Seandainya kita mau menghitung setiap berkat yang kita terima, tentu kita akan selalu ingat kepada Dia yang menganugerahi kita dengan berkat-berkat itu. Hitunglah berkat-Nya, maka akan selalu ada ucapan syukur yang melimpah. Hitunglah berkat-Nya, maka hati kita tidak akan melekat dengan berkat tersebut, tapi akan melekat kepada Dia yang memberikan berkat tersebut. Awali hari dan akhiri hari dengan menghitung berkat-Nya dan bersekutu dengan-Nya.