Uang 2000-an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak persembahan gereja, tetapi begitu kecil bila di bawa berbelanja di Toko. Waktu 45 menit, terasa begitu lama untuk mendengar sebuah khotbah, tetapi sangat pendek jika dipakai untuk bergosip. Membaca Alkitab beberapa ayat sehari sangat terasa berat, tetapi menyelesaikan bacaan Novel Best-Seller sebanyak 500 halaman dapat kita lahap dalam sehari. Orang-orang pada berebutan untuk duduk paling depan pada saat nonton konser musik atau nonton bola kaki, tetapi di gereja orang-orang berebutan untuk duduk di kursi paling belakang, biar cepat keluar. Kita dengan senang hati mengirimkan ratusan sms lucu kepada teman atau sahabat, tetapi kita berpikir 2x untuk mengirimkan sms yang berkaitan dengan ibadah.
Ini realita yang telah terjadi, bagaimana dengan kita ......?
bener bangets kak...manusia duniawi kita sering lebih mementingkan hal2 duniawi daripada hal2 rohani...nice post...
BalasHapusThanks k stany....., itu yang sering kita buat baik secara sadar atau tidak sadar.
BalasHapusrefeleksi ini adalah sebuah realitas kehidupan bergereja.kehidupan bergereja bukan hanya soal sikap dan partisipasi umat dalam/terhadap gereja;akan tetapi gereja secara utuh.sebgai sebuah lembaga/organisasi yang dipimpin oleh orang2 tertentu.dan itu berarti refleksi ini adalah tentang umat dan para pemimpin;refleksi terhdap pelayann yg dibuat.ada beberapa catatan dari refleksi ini:
BalasHapus1. tidak ada seorangpun akan memungkiri kalau uang dalam kehidupan sekg(dan juga dahulu?)adalah penting.tetapi untuk menghasilkan uang skg smkin sulit.'memberi kepada gereja'terasa besar???mengapa dan ada apa???bisa jadi karena memang dia sangat butuh pada saat itu untuk menopang kebutuhnnya;tidak tidak punya cukup uang dan sumber untuk dapat uang---apa yang gereja lakukan terhadap mereka?TERLALU BESAR??mengapa juga orang harus bw uang ke gereja pad saat ibadah?PERSEMBAHAN??berarti sukarela--jgn dipaksa..asal dg hati yang tulus yg sedikit itu jadi berarti...klu gt apa konsep gereja tentang persembahan yang sesungguhnya?untuk Tuhan atau untuk siapa dan apa?kalau demikian jgn cept berprasangka terhadap mereka yang meresa terlalu besar bila memberi..sebagai pengurus gereja harus tersentak klu ada komentar itu.jadi menurut sy,yg poin 1 ini ada 2 hal--kondisi ekonomi jemaat(pel.grj-eknmi jem. dan konsep gereja tentang persembahan;
2. kita memang tidak dapt smakan membaca novel dan alkitab...dan harus diakui org akan lebih memilih novel(buku2 pengetahuan)dibanding alkitab.yang membuat orang org tertarik utk bc novel..krn biasa di sinopsis ada yang membuat pembaca 'penasaran'dapatkah kita orang kristen membuat yang lainnya penasaran untuk membaca dan mengtahui Alkitab?bagaiamana???jika kita salah satu dari orang yang tdk suka bc alkitab pasti akan komentar untk apa bc alkitab?apa yang kita dapati?dan jika kita adalah orang yg suka bc alkitab harus memiliki cara untuk membuat orang lain tertarik membacanya.
singkatnya sy mau komentar bgini....
kadang kita lebih cepat mengkritisi secra sepihak terhdap bebrgai realita.padahal semua realita itu ada krn ada pemicu,nahh untuk memperbaiki realita itu semua pihak yg terkait langsg dengan realita harus ikut dibenahi.
karena posting ini realita gereja maka pemipin grj dan umat hrs sm2 dibnahi/sama memperbaiki.tp secra pribdi masih melihat gereja yang harus dapat memenej pelyanan...mnyampaikan konsep2 yang realisits dan kontekstual.
ini sj yg bisa b koment..takut tll panjang tp tdak berisi.
sukses
Pak. Yan....Trima kasih u responnya, sy sepakat, gereja dalam hal ini pemimpin2 umat kembali berrefreksi tentang bagaimana pelayanan yang dapat menjawab apa yg dibutuhkan jemaat agar jemaat merasa membutuhkan kehadiran gereja tidak sekedar penguatan iman, tetapi penguatan ekonomi, namun warga gerejapun perlu berefleksi, apakah yang dibawa sebagai"persembahan" yang untuk "Tuhan" benar2 lahir dari kesadaran memberi yang benar, sebagai tanda ucapan syukur ? atau hanya sekedar, simbol "harus memberi persembahan ? Bagaimana di Maumere ?????
BalasHapusteman..menurut saya ini berkaitan dengan konsep gereja tentang persembahan..karena itu gereja(para pempimpin)gereja harus dapat mengemas konsep itu secara menarik untuk dapat membawa jemaat ke pemahaman yang baik dan melahirkan kesadaran di hati mereka dalam hal persembahan
BalasHapusPak Yan....sebagai yg sedang mengumuli pekerjaan itu, carlah kemasan yang tepat untuk di pakai, demi kemuliaan Tuhan
BalasHapusnice good,,, tetapi sebaliknya lihatlah apa yang ingin dikatakan dunia dulu pada kita baru kita menjawab realitas dengan Tuhan kita....
BalasHapushuum kak...knapa ya kuk bisa begitu???bkan hanya orang biasa tapi kadang orang teologipun juga kita...
BalasHapushanya rumput yang bergoyang, yang bisa jawab refleksi ini...heheh
apa karena kita tinggal di dunia sehingga hal yang sifatnya duniawi lebih besar dari hal yg sifatnya spiritual atau gerejawi??????????
BalasHapusK Pras, K Herfin : Marilah kita berefleksi untuk menemukan jawabannya. Tapi jangan bertanya pada rumput yang bergoyang.......
BalasHapus